Bungku, Media Mata Lensa.com – Penjabat (Pj) Bupati Morowali, Drs. Yusman Mahbub, M.Si.,menghadiri Groundbreaking pembangunan Smelter High Pressure Acid Leaching (HPAL) PT. Neo Energy Morowali Industria Estate (NEMIE), bertempat di Kawasan PT NEMIE, Desa Buleleng, Kecamatan Bungku Pesisir, Sulawesi Tengah (Sulteng), Sabtu (14/9/2024).
Turut mendampingi Pj Bupati Morowali pada peletakan batu pertama pembangunan Smelter HPAL PT NEMIE yakni, Pj. Sekda Morowali, Drs. H. Abdul Wahid Hasan, M.Pd.,Asisten II Bidang Ekonomi Pembangunan, Abd. Muttaqin Sonaru, SP.,sejumlah Pimpinan OPD Lingkup Pemkab Morowali, dan Camat.
Pada kesempatan itu, Menteri Koordinator (Menko) Bidang Perekonomian Republik Indonesia, Airlangga Hartarto menyebutkan bahwa, hadirnya PT Neo Energy Morowali Industrial Estate (Nemie) merupakan langkah strategis industri hilirisasi nikel di Indonesia.
Terlebih, PT NEMIE diklaim hampir seluruhnya beroperasi secara green alias mengedepankan energi bersih. Selain itu, dengan akan beroperasinya Smelter Neo Energy ini juga bakal menyerap sekitar 3 ribu tenaga pekerja.
“Ini yang membedakan (PT NEMIE, red) dengan industri yang lainnya. Dan nikel hilirisasi ini juga mempunyai multiplayer effect,” jelas Airlangga dalam sambutannya pada ground breaking HPAL Neo Energy.
Sementara itu, Gubernur Sulteng, H. Rusdy Mastura dalam samnutanya mengatakan, groundbreaking ini merupakan langkah besar yang akan membawa dampak signifikan bagi perekonomian daerah dan industri nasional, serta kesejahteraan masyarakat berbasis hilirisasi yang ramah lingkungan.
Selain itu, teknologi High Pressure Acid Leaching (HPAL) telah teruji mampu mengolah nikel menjadi bahan baku penting pembuatan baterai untuk kendaraan listrik sebagai solusi pengurangan polusi.
“Olehnya saya selaku pribadi, dan atas nama pemerintah provinsi dan masyarakat Sulawesi Tengah sangat bergembira dan bangga dengan hadirnya teknologi ini,” ujarnya.
Rusdy Masutra juga mengatakan akan mendukung penuh investasi dan pembangunan industri di Kabupaten Morowali, dengan tetap memastikan bahwa investasi memberikan dampak positif bagi masyarakat sekitar, utamanya dalam meningkatkan SDM, dan penanggulangan masalah kemiskinan, pengangguran, stunting serta menjaga kelestarian alam.
“Kemudian yang harus menjadi perhatian bersama adalah visi besar saya (Gubernur Sulteng, red) ke depan adalah, bagaimana kita bersatu dan bersinergi menjadikan industri ini sebagai tonggak kita membangun peradaban bangsa menuju Indonesia Emas 2045,” tutupnya.
Neo Energy merupakan kawasan industri nikel yang pertama di Indonesia menggunakan 100 persen green energi terbarukan. Hal itu demi untuk mewujudkan Net Zero Emission atau nol emisi karbon yang ditargetkan tercapai pada tahun 2060.
Selain itu diketahui juga bahwa, industri ini akan mengubah biji nikel atau limonite Mixed Hydroxide Precipitate (MHP) dengan proses HPAL yang mendukung industri baterai kendaraan listrik.
Seperti yang dusampaikan oleh Presiden Komisaris Neo Energi, Joseph Hong menjelaskan, industri ini akan ramah lingkungan karena menggunakan 100 persen green energi sehingga tidak akan menghasilkan emisi karbon. (M.H)